PPP Bukan Dagangan! Waketum Kritik Manuver Rommy

Admin

28/05/2025

2
Min Read

On This Post

Wakil Ketua Umum PPP, Rusli Effendi, melayangkan kritik terhadap Ketua Majelis Pertimbangan PPP, M Romahurmuziy (Rommy), atas tindakannya yang menyodorkan sejumlah nama sebagai kandidat pemimpin partai. Rusli menegaskan bahwa PPP bukanlah komoditas yang bisa diperjualbelikan.

"Tindakan ini sungguh tidak etis, terkesan mengeksploitasi partai dan memperlakukannya seolah-olah sebuah barang dagangan," ujar Rusli kepada awak media, Selasa (27/5/2025).

Rusli menyatakan bahwa PPP terbuka bagi tokoh eksternal yang berminat bergabung. Akan tetapi, ia menekankan bahwa terdapat mekanisme yang harus diikuti.

"Kami menyambut dengan tangan terbuka jika ada tokoh yang ingin bergabung dan berkontribusi dalam membangun bangsa. Ahlan wa sahlan. Namun, tentu saja, semua proses memiliki mekanisme yang telah diatur, seperti AD/ART di PPP. Saya yakin, bukan hanya PPP yang memiliki mekanisme, tetapi juga partai lain dan setiap organisasi," jelas Rusli.

Rusli berharap agar seluruh kader dapat menjaga kehormatan PPP dengan tidak memperjualbelikan partai. Menurutnya, kader internal juga memiliki potensi yang layak dipertimbangkan untuk memimpin partai berlambang ka'bah ini. "Sebagai kader yang berjuang dari bawah, saya meyakini bahwa calon dari internal PPP memiliki kemampuan yang mumpuni dan tidak kalah dengan tokoh-tokoh eksternal," tegasnya. Sebelumnya, Rommy mengutarakan bahwa Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman adalah salah satu tokoh yang dianggap potensial untuk memimpin PPP. Selain nama Amran, muncul pula nama Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) hingga mantan Menparekraf Sandiaga Uno. Bahkan, pada Desember tahun lalu, Rommy sempat mengajak mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, untuk bergabung dengan partai berlambang Ka'bah ini.

Ia menjelaskan bahwa dukungannya terhadap Amran sebagai calon ketua umum adalah pandangan pribadinya. Ia juga mengungkapkan bahwa Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), mengetahui kualitas yang dimiliki Amran.

"Dalam beberapa diskusi dengan Bapak Jokowi, termasuk yang di Solo, salah satu alasan mengapa nama Bapak Amran semakin menguat adalah karena Bapak Jokowi sangat memahami kualitas dan totalitas Bapak Amran jika diberikan amanah," ungkap Rommy.

"Nama-nama tersebut murni merupakan pemikiran saya, kecuali Bapak Agus Suparmanto yang didorong oleh Gus Yasin (Wagub Jateng)," imbuhnya.